Salah satu pendiri Apple, Steve Jobs yang meninggal pada Oktober lalu ternyata tidak terlalu menyukai nama ‘Siri’. Namun saat mengakuisisi perusahaan di balik perangkat lunak asisten pribadi iPhone 4S itu, Jobs tidak bisa memberikan pilihan nama yang lebih baik daripada Siri.
Rincian baru mengenai mantan CEO Apple itu berasal dari pidato Dag Kittlaus, salah satu dari pendiri Siri. Yoni Heisler dari NetworkWorld yang hadir saat itu mengatakan, ‘Siri’ merupakan ‘wanita cantik yang memimpin Anda untuk meraih kemenangan’.
“Saya bekerja dengan seorang wanita bernama Siri di Norwegia dan ingin memberikan nama Siri untuk putri saya dan domain. Selain itu juga karena perusahaan konsumen harus fokus pada fakta bahwa nama itu mudah dieja dan diucapkan,” ujar Kittlaus seperti dilansir dari Apple Insider, Jumat (30/3/2012).
Apple mengakuisisi Siri pada 2010 yang kabarnya seharga USD200 juta, perangkat lunak itu mulanya merupakan item gratis untuk iPhone di App Store. Lalu setelah diakuisisi, Jobs tidak ingin menjualnya dengan nama Siri.
Kittlaus terus mencoba meyakinkan, meski saat itu Jobs tampak tidak puas dengan nama produk. Tapi karena gagal memberikan nama yang lebih baik, akhirnya Jobs terjebak dengan ‘Siri’.
Selain itu, Kittlaus juga mengungkapkan setelah aplikasi Siri diluncurkan di App Store, ia tiba-tiba dipanggil oleh Jobs di Cupertino, California. Saat itu menurut penuturan Kittlaus, mereka mengobrol selama tiga jam tentang sebuah masa depan.
“Apple itu sabar. Mereka tidak akan melompat pada apa pun sampai menemukan bahwa mereka bisa pergi dengan sesuatu hal yang baru. Jadi itu salah satu alasan ketertarikannya (Jobs) dengan Siri,” jelasnya.
Rincian baru mengenai mantan CEO Apple itu berasal dari pidato Dag Kittlaus, salah satu dari pendiri Siri. Yoni Heisler dari NetworkWorld yang hadir saat itu mengatakan, ‘Siri’ merupakan ‘wanita cantik yang memimpin Anda untuk meraih kemenangan’.
“Saya bekerja dengan seorang wanita bernama Siri di Norwegia dan ingin memberikan nama Siri untuk putri saya dan domain. Selain itu juga karena perusahaan konsumen harus fokus pada fakta bahwa nama itu mudah dieja dan diucapkan,” ujar Kittlaus seperti dilansir dari Apple Insider, Jumat (30/3/2012).
Apple mengakuisisi Siri pada 2010 yang kabarnya seharga USD200 juta, perangkat lunak itu mulanya merupakan item gratis untuk iPhone di App Store. Lalu setelah diakuisisi, Jobs tidak ingin menjualnya dengan nama Siri.
Kittlaus terus mencoba meyakinkan, meski saat itu Jobs tampak tidak puas dengan nama produk. Tapi karena gagal memberikan nama yang lebih baik, akhirnya Jobs terjebak dengan ‘Siri’.
Selain itu, Kittlaus juga mengungkapkan setelah aplikasi Siri diluncurkan di App Store, ia tiba-tiba dipanggil oleh Jobs di Cupertino, California. Saat itu menurut penuturan Kittlaus, mereka mengobrol selama tiga jam tentang sebuah masa depan.
“Apple itu sabar. Mereka tidak akan melompat pada apa pun sampai menemukan bahwa mereka bisa pergi dengan sesuatu hal yang baru. Jadi itu salah satu alasan ketertarikannya (Jobs) dengan Siri,” jelasnya.
No comments:
Post a Comment